neilz

Sabtu, 23 April 2011

Taman Margasatwa Wonosari Mangkang


Taman Margasatwa Wonosari Mangkang merupakan relokasi dari Taman Margasatwa Semarang Tinjomoyo Semarang yang dianggap sudah tidak representative lagi. Sebagian besar satwa yang sebelumnya berada di bonbin Tinjomoyo, telah dipindah di tempat ini. Taman Margasatwa Semarang yang terletak di perbatasan Semarang – Kendal, tepatnya berada di Jl. Urip Sumohardjo No.1, ini dibuka pada Februari 2007. Taman Margasatwa Semarang ini memiliki lebih dari 250 ekor hewan yang terdiri dari 40 jenis spesies, antara lain reptil, unggas, karnivora, dan herbivora. Hewan-hewan itu ditempatkan di areal seluas 10 hektar. Ada yang ditempatkan di kandang, ada juga yang di ruang terbuka sesuai habitatnya.

Alasan mengapa Taman Margasatwa Semarang ditempatkan di daerah mangkang adalah yang pertama, agar binatang-binatang terhindar dari keramaian atau kebisingan kota yang timbul akibat banyaknya kendaraan di tengah kota sehingga binatang-binatang tersebut tidak ‘stres’; yang kedua, karena daerah tersebut merupakan perbatasan dua kabupaten, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Kendal, sehingga pengunjung dari arah barat bisa menyempatkan mampir saat memasuki Kota Semarang; yang ketiga, karena tempatnya strategis yaitu terletak di dekat terminal mangkang sehingga akomodasinya tidak menyulitkan para calon pengunjung; keempat, lokasi Taman Margasatwa Semarang juga aman dari banjir dan longsor.
Tujuan dibangunnya Taman Margasatwa Semarang ini adalah untuk rekreasi, konservasi, dan pendidikan (education). Sebagai sarana rekreasi, Taman Margasatwa Semarang bisa dijadikan tujuan wisata keluarga terutama bagi mereka yang mempunyai anak kecil. Sebagai sarana konservasi, Taman Margasatwa Semarang Mangkang dijadikan sebagai tempat pengembangbiakan dan pelestarian hewan-hewan langka. Sebagai sarana pendidikan education), Taman Margasatwa Semarang Mangkang berperan mengenalkan hewan-hewan langka, ciri-ciri hewan, dan habitat hewan.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditargetkan pemkot terhadap Taman Margasatwa Semarang sebesar Rp 1.017.645.000,- setiap tahun. Omzet tersebut diperoleh dari pengunjung, parkir, dan lain-lain (seperti sewa lahan untuk kios, tempat olahraga, dan tempat pertemuan). Pendapatan yang diterima pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.265.356.750,- yang artinya telah melebihi target sebesar Rp 247.711.750,-. Sedangkan pengeluaran yang dilakukan adalah untuk makan hewan sebesar Rp 400.000.000,- per tahun, untuk biaya perawatan Rp 100.000.000,- per tahun dan membayar gaji pegawai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Taman Margasatwa Semarang adalah:
1.      Tempatnya yang strategis
2.      Cuaca
3.      Penambahan koleksi
4.      Akomodasi
Tempatnya yang strategis, yaitu di antara dua kabupaten, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Kendal, jadi pengunjung yang datang dari arah barat Kabupaten Semarang dapat dengan mudah berkunjung.
Cuaca, cuaca merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap permintaan karena apabila cuaca buruk (hujan), pengunjung yang datang sedikit sekali bahkan tidak ada.
Penambahan koleksi, Taman Margasatwa Semarang Semarang menargetkan adanya penambahan koleksi di setiap tahunnya. Semakin banyak hewan yang dimiliki Taman Margasatwa Semarang maka akan semakin menarik pengunjung untuk datang melihat. Tambahan koleksi hewan dapat dilakukan dengan mendatangkan satwa dari daerah lain atau mendapatkan hibah satwa dari masyarakat.

Akomodasi, adanya akomodasi yang mudah akan menambah banyaknya pengunjung. Semakin mudah transportasi ke Taman Margasatwa Semarang maka semakin banyak jumlah pegunjung. Taman Margasatwa Semarang ini terletak di dekat Terminal Mangkang sehingga lokasinya termasuk mudah dijangkau. Dari arah timur dapat dijangkau dengan menggunakan bus atau BRT dengan tarif Rp 2.000,- sampai Rp 3.500,-. Sedangkan dari arah selatan, seperti Ungaran, dapat menggunakan bus dengan tarif Rp 4.000,-.
Jumlah pengunjung pada triwulan pertama (Januari – Maret) tahun 2009 mengalami fluktuasi. Pada bulan Januari wisatawan domestik sebanyak 17.055 orang, tetapi pada bulan Februari mengalami penurunan sebanyak 3.751 orang. Hal ini dikarenakan banjir yang melanda kawasan kebun binatang tersebut. Kemudian pada bulan Maret terjadi peningkatan sebanyak 10.296 orang. Sedangkan wisatawan asing tidak ada sama sekali. Peningkatan pengunjung terjadi pada bulan Agustus. Karena adanya acara yang digelar untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI. Pada musim liburan jumlah pengunjung mengalami kenaikan signifikan, tetapi jumlahnya tidak terlalu tinggi. Meningkatnya justru terjadi dua pekan sebelum liburan, dimana bisa mengalami peningkatan hingga 200%.

Jumlah pengunjung Taman Margasatwa mulai meningkat lagi pada Maret hingga Juli serta lebaran dan akhir tahun maupun pada tahun baru. Pada hari biasa target jumlah pengunjung sekitar 45.748 orang, pada hari Minggu atau libur 73.800 dan sepekan lebaran 44.000 orang. Rata-rata jumlah pengunjung per bulan sebesar 13.629 orang. Selama sepekan lebaran jumlah pengunjung bisa naik lebih tinggi lagi, sekitar 300 persen dibanding hari biasa.
Pada triwulan pertama (Januari – Maret) tahun 2010 juga mengalami fluktuasi yang hampir sama. Pengunjung bulan Januari sebanyak 17.330 orang yang terdiri dari 12 orang wisatawan asing dan 17.318 orang wisatawan domestik. Pada bulan Februari mengalami penurunan, yaitu sejumlah 7.292 orang yang semuanya wisatawan domestik sedangkan wisatwan asing tidak ada. Jumlah pengunjung pada bulan Maret mengalami kenaikan sebanyak 7.620 orang yang terdiri dari 7.614 orang wisatawan domestik dan 6 orang wisatawan asing.
Fasilitas-fasilitas hiburan yang ditawarkan oleh Taman Margasatwa Semarang adalah:
  • v  Dokar
  • v  Kereta mini
  • v  Perahu
  • v  Becak air

  • v  Foto bersama hewan
  • v  Outbond mini
  • v  Naik gajah
  • v  Naik kuda

Sabtu, 16 April 2011

PENDIDIKAN = THE HUNGER GAMES

The hunger games adalah novel tentang sebuah negara yang terlalu otoriter dimana tiap tahunnya mengadakan sebuah games yang mengharuskan tiap-tiap distriknya mengajukan perwakilan 1 laki-laki dan 1 perempuan berusia 12 tahun sampai 18 tahun. Dari 12 distrik yang ada, sehingga terkumpullah 24 anak yang harus bertarung saling membunuh hingga hanya tersisa 1 orang yang menang, yaitu orang yang berhasil hidup. Peraturan dalam hunger games dapat berubah sewaktu-waktu sesuai keinginan penyelenggara. Hunger games ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa pemerintah, yang disebut capitol, tidak boleh dilawan. Dan pemenang dari hunger games ini akan mendapatkan hadiah yang dapat menjamin kehidupannya dan keluarganya. Para peserta hunger games mempunyai misi yang berbeda untuk mau berpartisipasi dalam games berbahaya ini, antara lain demi mendapat kehidupan yang lebih baik dari hadiah yang diberikan atau hanya ajang pamer kehebatan saja.

Pendidikan, terutama di Indonesia, menerapkan system yang hampir mirip dengan hunger games. Para peserta hunger games memang membutuhkan mengikuti games ini, walaupun mereka bisa saja terbunuh. Hal ini berlaku pula dalam pendidikan, semua orang membutuhkannya walaupun ini bisa menyiksa mereka.





Dengan biaya pendidikan yang masih dibilang mahal, walaupun pemerintah sudah menerapkan bantuan-bantuan misalnya BOS atau beasiswa, apa yang diterima siswa dan/atau mahasiswa masih belum sepadan. Selama ini peraturan hanya ditetapkan oleh pemerintah, komite dan para guru/dosen tanpa melibatkan konsumen (orang tua/siswa/mahasiswa). Misalnya saja, pemilihan guru/dosen yang seharusnya mengajari. Siswa/mahasiswa tidak berhak untuk memilih siapa yang dianggap pantas mengajarinya. Mungkin hal ini sepele. Tapi ketika siswa/mahasiswa tersebut tidak cocok dengan pengajar yang telah dipilihkan, bisa saja nilainya jelek. Hal ini bisa dikarenakan dia tidak semangat untuk mengikuti pelajaran. Kalau sudah begitu, siapa yang patut disalahkan? Biasanya adalah siswa/mahasiswa tersebut dianggap pemalas atau bahkan bodoh.




Ketika siswa/mahasiswa mendapat nilai yang jelek, seringkali yang disalahkan adalah siswa/mahasiswa tersebut. Hanya ada sedikit guru/dosen yang merasa gagal jika terjadi hal ini. Dan parahnya, ketika siswa/mahasiswa ini merasa tidak bisa mengerjakan ujian, entah dia memang tidak mengerti atau dia lupa dengan jawaban yang tepat, dia akan mendapat hukuman. Hukuman itu dapat berupa nilai jelek, tidak naik kelas, tidak lulus atau bahkan di DO (drop out).

Bukankah dengan keadaan pendidikan yang seperti ini, siswa/mahasiswa hanya dipaksa untuk menghapal atau memahami sesuatu yang belum tentu mereka sukai?




System pengajaran selama ini juga hanya bertumpu pada cara belajar linguistic dan logika, yang hanya mengandalkan ruang kelas, pembelajaran buku dasar, banyak pengulangan, dan ujian untuk memperkuat dan mengulas. Padahal masing-masing orang mempunyai cara belajar berbeda.

Bahkan ujian yang selama ini dianggap sebagai penentu pintar atau bodohnya seseorang, hanya mendiskriminasi kelompok tertentu saja. Tingkat kemampuan seseorang pasti berbeda. Dan ujian mengharuskan mereka bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum tentu dimengerti dan dipahami. Sekali lagi, ketika dia gagal menjawab, dia akan dianggap bodoh.




Dengan demikian, apakah bisa dianggap kalau pemerintah menganggap penting pendidikan?